Antara Mas Donny dan Justin
- Home
- Cerita Sex Gay
- Antara Mas Donny dan Justin
Antara Mas Donny dan Justin
CERITA SEX GAY,,,,,,
Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka.
Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak sih. Hihihi.
Mau tau ceritanya? Begini. Aku dan Mas Donny udah lima tahun berumah tangga. Tapi sampai sekarang kami juga belon dikaruniai seorang anakpun. Padahal dari hasil pemeriksaan dokter, kami berdua sama-sama sehat. Gak ada kelainan atau penyakit. Tapi ya itu. mungkin Tuhan belum percaya aja memberikan kami anak. Kuatir gak bisa mendidiknya mungkin. Abis, kami berdua sama-sama ngawur kali ya?
Namaku Dewi. Saat ini umurku dua puluh delapan tahun. Sedangkan suamiku, Mas Donny, umurnya terpaut dua tahun lebih tua dariku. Jadi dua puluh delapan ditambah dua sama dengan tiga puluh kan. Segitulah umurnya. Jelas? Kalo udah jelas, kita lanjutin ceritanya.
Sejak dulu kami emang gila sex. Habis enak sih. Ketemu dengan Mas Donny juga ya waktu pesta sex bareng-bareng teman sekampus. Dia kakak kelasku. Dari semua cowok yang pernah bercinta denganku, Mas Donny ini yang paling ganteng. Bodynya juga paling oke. Tinggi dan atletisnya itu bo’. Kayak atlet senam. Sexy banget dengan kulitnya yang gak terlalu putih dan rame dengan bulu-bulu halus itu. bikin darah ser-seran pas bercinta dengannya. Udah itu, barangnya gede banget. aku pernah ukur lho dengan timun. Masih jauh gedean barangnya Mas Donny. Selaen itu, abis lulus kuliah dia yang dapet pekerjaan paling bagus. Jadi Kepala Keuangan di Perusahaan Perminyakan milik asing. Jadi aku pilih dia aja.
Memang dulu ada temennya si Teddy, blasteran Belanda, yang sempat membuatku jatuh hati. Tapi kerjanya gak jelas. Sampe sekarang masih nebeng dengan ortunya yang kaya. Buat apa. Aku gak suka liat laki-laki gak bisa cari duit sendiri.
Balik lagi soal si Justin. Seminggu yang lalu, pagi-pagi banget, waktu aku buka jendela kamar, kulihat si Justin sedang senam pagi, di halaman samping rumahku, didepan pavillyun rumah yang sejak tiga bulan lalu kami jadikan tempat kos-kosan. Rumah kami dekat dengan sebuah kampus akademi maritim. Dan pavillyun rumah kami itu selama ini selalu kosong tak ada isinya. Rumah kami jadinya sepi sekali. Abisnya, kami cuman berdua, ditambah seorang pembantu dan supir. Rencana suamiku pavillyun itu nantinya akan digunakan sebagai kamar untuk anak kami. Jadi kalo dia udah gede dan pengen bebas, gak ngerecokin ke rumah induk. Dia mau ngapain aja disitu terserah dia. Suamiku emang liberal banget orangnya. Sama kayak aku.
Karena kami belum juga punya anak, dan berkali-kali mahasiswa baru datang ke rumah kami mengira pavillyun itu dapat digunakan sebagai tempat kos, maka akhirnya suamiku memutuskan pavillyun itu dijadikan kos-kosan aja. “Duitnya kan bisa dipake untuk biaya salon kamu,” katanya beralasan. Aku sih ikut aja apa kata dia.
Karena kampus yang dekat adalah akademi maritim, jadi isi kos-kosan itu ya pejantan semua. Ada empat orang termasuk si Justin itu. Mereka semua masih mahasiswa baru. Rata-rata umur sembilan belas sampe dua puluh tahun gitulah. Tapi body mereka gede-gede, atletis, dan tinggi-tinggi. Soalnya mereka ada seleksi tinggi dan berat badan juga, kayak masuk sekolah militer.
Tampang mereka oke-oke. Tapi yang paling ganteng ya si Justin. Tampangnya kayak bule. Katanya dia, dia orang Sunda asli. Kampunya di Sukabumi. Tapi aku curiga jangan-jangan neneknya pernah diperkosa ama Belanda dulu. Zaman VOC dulu di Sukabumi kan banyak perkebunan teh milik Belanda. Kalau enggak mana mungkin tampangnya bisa bule dan kulitnya putih kemerahan kayak gitu.
Yang bikin aku semangat lihat di senam karena waktu itu dia cuman pake celana pendek doang ama sepatu kets putih dan kaos kaki yang warna putih juga. Sementara tubuh bagian atasnya telanjang. Tubuhnya yang atletis dengan dada bidang dan perut itu kulihat sangat sexy dalam keadaan keringetan gitu. Otot-ototnya jadi keliahatan makin jelas. Mana ketiak ama dadanya penuh bulu-bulu halus yang lebat lagi. Kan bikin aku jadi terangsang. Inget sama si Teddy.
Kayaknya tuh bocah abis lari pagi keliling kompleks perumahan kayak biasanya. Makanya keringetan gitu. Duh, aku jadi merinding deh, liat si ganteng itu. apalagi daerah selangkangannya. Jendolannya gede juga. membentuk bukit kecil. Aku menduga barangnya pasti gede. Apalagi kalu dia pake seragam kuliahnya yang ngepas ke badan kayak pakaian taruna akademi militer. Tonjolan selangkangannya kelihatan jelas banget. aku memang sering curi-curi pandang ke arah selangkangannya itu kalau pas dia pake seragam.
Nah, pas aku lagi serius ngelihatin si Justin itu, suamiku udah nagkring di belakangku. Tubuh atletisnya yang cuman ditutup celana dalam doang sudah memeluk tubuhku yang juga hanya mengegnakan celana dalam dan bra. Kalo tidur kami emang selalu begini. Supaya mudah urusannya.
“Sayang nafsu ya liat si Justin?” bisiknya di telingaku sambil menjilat daun telingaku lembut.
“Mas ada-ada aja deh,” sahutku malu-malu. Nafasnya yang berhembus lembut di sekitar leherku membuat birahiku semakin tinggi jadinya.
“Kalo mau ya gak apa-apa. Kok mesti malu sih?” katanya lagi. “Kita juga dulu suka bareng-bareng kan? Kita ajakin aja dia ngentot dengan kita,” sambungnya.
Mendengar kata-kata ngentot dari mulut suamiku, aku jadi emmbayangkan gimana enaknya kalo ngentot dengan pemuda itu. birahi semakin menggila. Memekku jadi basah deh.
“Mas Donny mau?” tanyaku memastikan.
“Kenapa enggak? Sayang pengen juga kan?”
“Kalo Dewi terserah apa kata Mas Donny ajah,” kataku pasrah.
“Kalo gitu nanti Mas omongin ke dia,”
“Apa dia mau Mas?”
“Laki-laki normal yang bego yang nolak istri Mas secantik dan sesexy ini,”
“Mas Donny gombal ah,”
“Kok gombal? Benaran. Kayaknya Mas Donny harus nguras tenaga lagi nih. Memek Dewi udah minta lagi kayaknya,” kata Mas Dony mencupang leherku. Jari-jarinya emang udah menari-nari di lipatan memekku. Dia bisa merasakan bagaimana basahnya memekku itu. Dan pagi itu kami mengentot lagi, padahal semalaman kami udah melakukannya sampe keletihan tapi kalo nafsu udah tinggi gimana mau dilawan.
Sejak hari itu Mas Donny mulai mengatur siasat. Dia mulai rajin ngobrol dengan si Justin. Kadang-kadang si Justin di ajak ngobrol ke rumah. Dan aku disuruhnya untuk berpenampilan sesexy mungkin bila si Justin ngobrol dengan Mas Donny di rumah kami. Saat aku menghidangkan teh untuk mereka, kulihat mata si Justin berkali-kali melirik ke arahku. Apalagi pas aku menghidangkan teh. Matanya liar melihat belahan dadaku yang rendah. Jelas sekali kalu dia tak bsia menyembunyikan kagum dan terangsangnya dia pada buah dadaku yang putih dan montok ini.
Entah kapan Mas Donny membicarakan soal rencana mesum kami pada Justin. Dan aku juga tak merasa perlu menanyakan hal itu pada suamiku. Yang pasti Mas Donny bilang, si Justin sudah setuju. Malam ini kami akan berpesta sex bertiga.
Satu harian ini, sejak pagi tadi, kulihat Justin jadi malu-malu kucing saat bertemu denganku. Dia memang tidak ada melakukan konfirmasi tentang rencana nanti malam padaku. Aku yakin saat bertemu denganku tuh anak pasti sedang bayangin yang enggak-enggak yang akan dilakukannya nanti malam denganku.
Sejak sore sebelum Mas Donny pulang, aku sudah bersiap-siap. Aku sudah mandi bersih dan berhias. Tadi waktu mandi memekku sudah kubersihkan dengan sabun sirih banyak-bayak. Biar harum. Sekujur tubuhku kusemprot dengan parfum yang membuat laki-laki akan tergoda mencium harumnya.
Ketika Mas Donny pulang, ia tersenyum senang melihatku yang sudah bersiap-siap. Setelah dia mandi, kami makan berdua. Saat makan dia menggodaku. “Gak sabar ya pengen ngentot dengan Justin?” katanya. Aku tersenyum malu-malu. Kembali kata-kata ngentot itu membuatku terangsang hebat.
“Sayang, kita buat perjanjian dulu nih,” kata Mas Donny padaku sambil mengunyah nasinya.
“Perjanjian apa Mas?” tanyaku bingung.
“Nanti kita mainnya harus gila-gilaan,”
“Ya memang gitu kan Mas biasanya juga?”
“Dan kita boleh ngelakuin apa aja nanti,”
“Tentulah Mas. Yang penting bisa meuapkan birahi kita,” kataku.
Mas Donny ada-ada aja deh. Kok pake perjanjian segala. Biasanya juga enggak.
Pukul delapan malam Justin datang. Dia hanya menggenakan baju kaos berwarna putih dan celana hawaii. Aku benar-benar terpesona melihatnya. Sementara dia terlihat malu-malu.
Mas Donny tak mau berlama-lama. Dia mengajak kami berdua ke dalam kamar.
“Ini beneran Mas?” tanya Justin. Kulihat dia agak ragu.
“Ya iyalah. Kan Mas Donny udah ngomong kemaren-kemaren,” kata suamiku. “Tin, kamu minum ini dulu deh. Ini penambah tenaga supaya kita ngentotnya bisa lama,” kata suamiku memberikan satu gelas minuman pada Justin. Pada saat mengatakan kontol Mas Donny melirik padaku. Sementara kulihat Justin tertunduk malu saat mendengarkan kata-kata itu. minuman yang diberikan Mas Donny itu dia peroleh dari rekan sekantornya yang orang asing. Minuman itu langsung dibawa dari Amerika. Dan efeknya emang luar biasa. Aku udah sering merasakannya.
“Tunggu apa lagi, ayo pada buka baju dong,” kata suamiku.
Ini saat yang paling mendebarkan buatku. Aku akan segera melihat tubuh telanjang si Justin. Selama ini aku hanya bisa melihat tubuh telanjang bagian atasnya saja. Kini semuanya. Sampe kontolnya juga. Seperti apa ya kontolnya? Pikirku.
Kami segera melepas pakaian masing-masing. Justin kulihat malu-malu sekali. Lama sekali ia membuka kaos dan celananya.
“Jangan lama-lama dong Tin. Udah pernah ngentot kan? Kok masih malu-malu,” kata suamiku. Mas Donny sudah telanjang bulat dan langsung naik ke atas ranjang. Aku juga sudah telanjang dan mengikuti Mas Donny ke atas ranjang. Kami berpelukan dalam keadaan telanjang sambil melihati Justin. Sementara Justin mencuri-curi pandang melihat tubuhku dan Mas Donny. Dia pasti tergoda melihat kemolekan tubuhku ini.
Seluruh pakaian Justin akhirnya terlepas sudah. Mataku memandangi kontolnya. Ternyata dugaanku benar. Kontolnya tak kalah besar dari punya suamiku. Dan sudah setengah keras. Pasti karena terangsang melihatku. Warna kontolnya kuning langsat seperti warna kulitnya. Dan kepala kontolnya yang disunat itu merah. Sangat merah. Aku benar-benar horny jadinya. Kalo kontol suamiku warnanya agak gelap. Sesuai dengan warna kulitnya juga.
“Naik kemari, rebahan disamping Mbak Dewi,” kata suamiku memberi petunjuk pada Justin. Anak muda itu dengan malu-malu naik ke atas ranjang. Tubuhnya yang kekar dibaringkannya disamping tubuhku. Suamiku sudah asik meremas-remas seluruh tubuhku sambil menciumi wajah dan leherku. Sementara Justin hanya diam melihat kami. Tubuhnya juga masih berjarak dari tubuhku.
“Lho, kok diam aja. Kamu juga rangsang Mbak Dewi dong,” kata suamiku pada Justin.
Justin nyengir malu-malu. Lalu tubuhnya dirapatkannya ke tubuhku. Kami bersentuhan. Rapat. Bisa kurasakan tubuhnya yang kekar terasa hangat di kulitku tubuhku.
“Maaf ya Mbak,” katanya pelan. Aku tersenyum penuh birahi padanya. Tangannya kemudian mulai menyentuh kulitku. Wajahnya disarangkannya disisi wajahku yang lain. Ohhh… birahiku semakin meninggi. Bayanganku tentang anak muda ini akhirnya terpenuhi. Kini dia meraba-raba dan menciumiku. Pergumulan cabul kami pun dimulai.
Aku benar-benar merasa seperti di surga. Dua laki-laki jantan mengapitku dan membangkitkan birahiku. Mereka menggesek-gesekkan seluruh tubuh mereka di tubuhku. Ohh nikmatnya. Kontol mereka yang semakin keras juga menggesek kulitku. Duh enaknya. Jembut suamiku dan Justin yang sama-sama lebat dan halus terasa menggelitik saat kontol mereka menggesek tubuhku.
Birahi Justin juga sudah semakin tinggi rupanya. Dia merangsangku semakin liar. Berulangkali bibirku dilumatnya dengan buas. Tanpa permisi lagi Justin semakin meningkatkan permainannya mencumbuku. Mulutnya sudah menyarang dibuah dadaku. Sementara jarinya menelusuri perutku hingga memekku. Kemudian jari-jari itu mengelus-elus memekku yang rimbun dengan jembut.
“Justin pinter ya sayang,” bisik suamiku lembut ditelingaku. Aku hanya mengerang mengiyakan. Mulut Justin begitu lihai mengerjai buah dadaku. Puting susuku dikulumnya dengan penuh penghayatan.
Tiba-tiba Justin mengangkat kepalanya dari buah dadaku. Ia memandang ke arah suamiku. “Mas Donny, Justin boleh jilatin memek Mbak Dewi kan?” tanyanya.
“Tentu saja. Silakan,” kata Mas Donny tersenyum. Aku juga tersenyum. Tadi jilat buah dada gak minta ijin. Kok memek minta ijin sih? Pikirku. Langsung aja. Aku udah gak sabar.
Ohhhhh… aku mengerang. Akhirnya bibir tipis kemerahan milik Justin nempel juga dimemekku. Hidungnya yang mancung juga. Lidahnya dengan buas menjilat-jilat daerah sekitar memekku. Jarinya membuka lebar belahan memekku itu untuk kemudian lidahnya menjilati itilku. Gila. Enak banget. anak muda ini bener-bener pinter. Mulutnya asik mengisapi itilku itu.
Sementara suamiku sudah asik menjilati buah dadaku. Sesekali wajahnya diangkat untuk melihat pekerjaan Justin di memekku.
“Bagaimana sayang? Enak?” tanya suamiku.
“Ohhhhh enak sekali Masshhhhh…… Justin pinter bangehh sshhhh..,” kataku.
Suamiku kemudian berbaring disebelahku. Wajahnya diletakkannya di buah dadaku menjilat-jilat disitu. Sementara tanganku memeluk lehernya. Kemudian ia melebarkan pahaku diatas pahanya. Justin semakin semangat menjilat memekku. Memekku yang semakin menganga membuatnya semakin mudah menjilati daerah dalam memekku itu.
Kontol suamiku yang sudah keras digesek-gesekkannya diantara celah pantatku. Aku semakin keenakan. Apalagi waktu kepala kontolnya kurasakan menggesek lobang pantatku yang sempit dan daging diantara memek dan lobang pantat itu.
Aku jelas keenakan. Cuman mulut si Justin kan sedang di memekku. Mau gak mau mulutnya akhirnya kena sodok-sodok kontol suamiku juga. soalnya waktu suamiku menyodok-nyodok lobang pantat dan daging diantara lobang pantat dan memekku itu, kontolnya kadang kelewatan nyodok sampe ke memek. Akhirnya lidah si Justin kadang-kaang nempel juga seperti menjilat kepala kontol suamiku. Dasar deh Mas Donny, pikirku. Nakal banget. Tapi kayaknya si Justin cuek aja. Mungkin karena dia sedang asik ngerjain memekku jadi gak peduli.
Tak lama Justin bangkit. Dia lalu duduk disisiku. “Mbak Dewi oral Justin ya,” katanya. Aku mengangguk. Suamiku kemudian menggantikan Justin mengerjai memekku. Sementara Justin mengangkangi wajahku. Kontolnya yang besar langsung kemasukkan mulutku. Dia menggerakkan kontolnya keluar masuk mulutku. Dia mengentoti mulutku seperti mengentoti memek saja.
Saat suamiku menjilati memekku, aku orgasme. Aku mengejang. Memekku mengeluarkan cairan kental yang langsung ditelan suamiku seluruhnya. Kontol Justin masih dimulutku. Sementara mulut suamiku masih terus mengerjai memekku. Setelah beberapa menit nafsuku bangkit lagi jadinya.
“Justin gak mau nyobain memek Mbak Dewi?” tanya suamiku.
“Mau Mas, mau,” jawab Justin. Kontolnya yang sudah belepotan ludahku langsung dikeluarkannya dari mulutku.
“Ngentotnya dari samping ya, supaya Mas Donny bisa jilatin tetek Mbak Dewi,” kata suamiku memberi petunjuk.
“Iya Mas,” jawab Justin. Kemudian dia berbaring disampingku. Pahaku diangkatnya dengan tangannya sebelah. Sehingga aku mengangkang. Kemudian dari samping kontolnya menyusup ke memekku. Agak susah dia memasukkan. Mungkin ini pengarus jamu sarii rapet yang sering kuminum. Jadinya memekku tetap kencang dan rapet selalu.
Setelah berhasil masuk dia mulai menggenjot. Aku mulai mengerang-erang. Suamiku asik menjilati buah dadaku dan ketiakku. Membuatku jadi semakin menggila. Mataku kupejamkan menikmati sensasi yang kurasakan.
Genjotan Justin mulai cepat. Tubuhku berguncang-guncang oleh genjotannya. Sesekali aku dan Justin berciuman dengan penuh nafsu. Ohhh betapa nikmatnya.
Kurasakan mulut suamiku bergerak turun. Dia terus menjilat hingga perutku. Turun lagi sampi jembutku. Dia mengisap bulu-bulu jembutku. Suamiku mau ngapain nih, pikirku. Kontol Justin kan sedang di dalam memekku? Sementara mulutnya sudah sangat dekat dengan memekku. Mataku yang terpejam kubuka, melirik ke arah mulut suamiku. Astaga!
“Mas Donnyhhh.. nagapinnhhh ssshhh?” tanyaku. Suamiku tak menjawab. Mulutnya kini asik menyapu memekku yang sedang dientot kontol Justin.
“Mas Donnyhh.. ahhh.. ahhh… ahhhh… ngapain Mashh ahhha… ahhh..,” pertanyaan Justin pun sama denganku. Karena dia kaget merasakan lidah dan mulut suamiku yang menyapu kontolnya.
“Nikmati aja, enak kan?” katanya.
Suamiku benar-benar enggak kayak biasanya. Kemudian dia berbaring berlawanan arah denganku. Kontolnya yang besar tepat diwajahku. “Wi, oral kontol Mas Donny deh,” katanya. Aku mengikuti apa maunya. Tapi aku benar-benar gak ngerti apa yang terjadi saat ini. Wajah Mas Donny tetap diselangkanganku. Mengerjai memekku dan sekaligus kontol Justin yang sedang menggenjot memekku dengan mulutnya. Yang lebih parah dia kemudian melebarkan paha Justin sedikit. Berganti-gantian dengan menjilat memekku, mulutnya juga menjilati buah pelir Justin. Lebih gila lagi, mulutnya juga sampai ke daging antara buah pelir dan lobang pantat Justin. Menjilat-jilat disitu dan menjalar terus sampai menjilati lobang pantat Justin yang sempit dan penuh bulu halus.
“Aohhhh.. aouhhh… aouhh..,” Justin mengerang-erang dan menggenjot memekku semakin keras dan cepat. Sepertinya dia keenakan dengan apa yang dilakukan Mas Donny padanya. sementara aku terus mengoral Mas Donny. Kontol Mas Donny bergerak maju mundur mengentoti mulutku.
Mas Donny kok mau sih? Dan Justin kok menikmatinya sih? Pengaruh jilatan Mas Donny sangat luar biasa pada Justin. Anak muda itu semakin melebarkan pahanya saat menggenjotku. Sepertinya dia semakin keenakan dengan jilatan Mas Donny di lobang pantatnya. Aku pengen protes tapi tiba-tiba aku teringat dengan perjanjianku dan Mas Donny di meja makan tadi. Apa ini maksud Mas Donny. Persetubuhan yang liar. Dan bisa melakukan apa saja?
“Ahhh… ahhh… ahhh… Justin mau keluarhh sshhh… shhh…. shhh……,” erang Justin tiba-tiba. Dia mau orgasme rupanya.
“Diluar. Jangan di dalam Tin,” kata suamiku. Saat itu yang kumaklumi kenapa suamiku menyuruh Justin orgasme diluar adalah dia kuatir akan terjadi apa-apa denganku nantinya. Misalnya aku hamil karena sperma Justin. Namun ternyata dugaanku salah. Begitu kontol Justin keluar memekku, suamiku langsung menangkap kontol besar itu dengan mulutnya. Astaga, kontol Justin dalam mulut Mas Donny. Aku sampai mendelik melihat itu. Namun mau protes gak bisa. Karena kontol Mas Donny masih terus mengentot mulutku. Didepan mataku, aku melihat suamiku mengoral kontol dengan penuh semangat. Wajahnya bergerak maju mundur. Justin yang rupanya lagi nanggung orgasmenya tak mempedulikan lagi kalo mulut yang mengoral kontolnya itu adalah milik suamiku. Laki-laki seperti dia. Dengan gerakan yang cepat dan keras Justin menghentak-hentakkan pantatnya. Mengeluar masukkan kontolnya dalam mulut suamiku. Ia betul-betul berjuang mencapai orgasmenya. Mulut Justin menciumi tetekku dengan buas.
Sementara mengulum kontol Justin, jari suamiku menyodok-nyodok memekku. Akupun rasanya akan orgasme juga. Akhirnya kami orgasme bertiga berbarengan. Justin orgasme dalam mulut suamiku. Sementara suamiku orgasme di dalam mulutku. Dan memekku juga menyemburkan cairan yang banyak.
Sebagian sperma Justin tertelan suamiku pasti. Sedangkan sisanya dilumuri suamiku dengan mulutnya dimemekku. Sementara sperma suamiku ku telan semuanya.
Kami berbaring bertiga bersisian. Kelelahan dengan tubuh bersimbah keringat. Kami tak ada yang berbicara. Namun aku terus melirik suamiku. Tak percaya dia mau melakukan hal itu. Dia memejamkan matanya dengan nafas tersengal-sengal. Aku memandangi wajahnya yang ganteng itu. Terutama di daerah bibirnya yang kulihat masih terdapat sisa-sia sperma Justin. Aku merasa geli melihatnya. Di mulut suamiku berceceran sperma milik laki-laki. Ihh.
Ekspresi wajah suamiku terlihat begitu puas. Sepertinya ia sangat menikmati apa yang baru saja kami lakukan bertiga. Jangan-jangan kepuasan itu datang karena ia bisa menikmati kontol Justin dalam mulutnya. Orientasi seksual suamiku mulai menyimpangkah? Pikirku.
Mata suamiku pelan-pelan membuka. Dia menatapku yang sedang memandanginya. Kemudian dia tersenyum. “Kenapa sayang?” tanyanya.
“Mas aku boleh bicara?” tanyaku padanya.
“Soal apa?”
“Kok mau sih Mas Donny melakukan itu?” tanyaku nekat. Aku emmang harus menanyakan itu. Kalau suamiku ternyata jadi gay kan aku repot.
“Melakukan apa sayang?” tanya suamiku tetap tersenyum. Disampingku Justin mulai beringsut. Dia memandangi kami berdua bergantian.
“Ngulum kontol si Justin,” sahutku pelan. Rasanya risih banget ngomong begitu.
“Iya Mas, kok mau?” tanya Justin tiba-tiba. Rupanya anak muda juga merasa aneh.
“O, itu. Kenapa Tin? Kamu gak suka?” dia malah balik bertanya pada Justin.
“Enggg… gimana ya Mas. Aneh aja,” kata Justin.
“Iya Mas. Aku juga merasa sangat aneh. Mas, aku minta maaf kalo omonganku salah. Aku gak mau kalo Mas Donny jadi gay,” kataku lirih.
“Hahahahaha,” suamiku malah tertawa. Aku dan Justin jadi saling berpandangan. Bingung. “Ada-ada aja kamu ini sayang. Masak kayak gini aku kamu bilang gay? Tadi kan waktu di meja makan, Mas udah ngomong sama Dewi, ngentotnya kita harus gila-gilaan. Nah inilah gila-gilaannya itu. Mas cuman pengen menyalurkan fantasi seksual Mas aja. Fantasi yang liar. Lain enggak. Hasilnya tenyata luar biasa kan. Kita sama-sama nikmat kan?” kata suamiku dengan santai. Dia tersenyum pada kami berdua.
“Tapi mas, kalau kupikir itu sangat aneh,” kataku.
“Jangan dipikirin sayang. Nikmati aja. Mas gak mikir-mikir waktu Dewi pengen menyalurkan fantasi Dewi pada si Justin. Setelah Mas tanya-tanya sama Justin ternyata dia juga berfantasi ingin menyetubuhi Dewi. Mas ijinkan juga kan? Lalu kenapa sekarang Mas harus dihakimi karena menyalurkan fantasi Mas sendiri?”
“Yang mas lakukan itu kan tidak lazim Mas,” kataku agak keras. Justin terlihat salah tingkah melihat situasi antara aku dan Mas Donny yang mulai kurang enak.
“Wi, ingat kan kalo kita sering pesta sex dulu?” tanya Mas Donny.
“Ingat Mas. Trus kenapa?” tanyaku bingung. Aku tak mengerti arah pembicaraan Mas Donny.
“Ingat dengan siapa saja Dewi memuaskan birahi?”
“Ya ingatlah Mas. Trus ada apa?”
“Siapa aja?” tanyanya.
“Mas kan tau siapa aja,” kataku.
“Iya, coba sebutkan,”
Aku menyebut nama-nama laki-laki yang pernah ngentot denganku. Selama ini aku tak pernah mengingat-ingat mereka. Namun saat harus mengingat seperti ini aku jadi kaget. Ternyata banyak banget laki-laki yang sudah pernah menikmati memekku. Hihihi.
“Masih banyak yang belum Dewi sebut,”
“Siapa lagi? Kayaknya udah semua Mas,” aku mencoba mengingat. Tapi kayaknya emang gak ada lagi.
“Bagaimana dengan Indah? Lia, Dina, Ratri, dan..,” suamiku menyebut nama-nama cewek. Aku terhenyak. Ya, Mas Donny benar. Akupun seringkali memuaskan birahiku dengan perempuan. Dan itu aku lakukan dihadapan laki-laki, dan juga Mas Donny.
“Maksud Mas?” tanyaku pelan.
“Itu apa namanya? Apakah Dewi kemudian menjadi lesbian? Apakah yang kalian lakukan itu bisa dikatakan lazim?” tanya Mas Donny memandangku dalam. Aku menunduk malu. Gak bisa bilang apa-apa lagi.
“Dewi melakukan itu untuk apa? Hanya sekadar memuaskan fantasi saja kan? Mas Donny yakin. Kalau sekarang ada perempuan lain ikut bergabung dengan kita disini, pasti Dewi akan melakukannya juga dengan perempuan itu. Kalian pasti akan saling jilat memek. Mas Donny enggak pernah mempermasalahkan itu kan? Lalu kenapa kalau Mas Donny melakukannya, Dewi kemudian mempermasalahkannya? Kenapa Dewi musti memandang hal itu sebagai suatu keanehan?”
Aku benar-benar gak tau harus ngomong apa lagi. Kata-kata Mas Donny kucoba kucerna. Sepertinya dia memang tidak salah. Yang kami lakukan adalah pesta untuk memuaskan nafsu. Bagaimanapun caranya tentu saja harusnya tak jadi masalah. Apalagi fantasi-fantasi seksual yang liar seperti itu atau dengan kata lain menyimpang, memang beda nikmatnya. Lebih dari biasanya. Justin kulihat manggut-manggut. Diapun mulai menemukan kebenaran dari kata-kata Justin.
“Gimana menurutmu Tin?” tanya Mas Donny pada anak muda ganteng disebelahku itu.
“Mmmmm gimana ya Mas. Kayaknya memang waktu tadi Mas Donny ngulum kontol Justin rasanya emang beda Mas. Justin merasa aneh, tapi keanehan itu malah semakin menambah Justin birahi,” katanya. Mas Donny tersenyum mendengar jawaban Justin.
“Ya. Keanehan membuat kita semakin liar sayang,” katanya mencium pipiku. Sperma Justin yang ada di sekitar bibirnya jadi menempel di pipiku. “Mas Donny dapat resep ini dari teman kantor yang orang Amerika asli. Dia ngajakin untuk ikutan pesta sexnya yang liar seperti itu. tapi waktu itu Mas Donny juga merasa aneh. Jadi gak mau ikutan. Tapi setelah Mas pikir-pikir kok benar ya. Makanya ada kesempatan dengan Justin Mas cobain aja. Waktu tadi Mas ngulum dia rasanya juga aneh banget. tapi Mas jadi semakin bergairah sayang,” dia terus menciumku. Merangsang nafsuku lagi. Diantara birahiku yang kemabli bangkit, aku memikirkan apa yang dikatakan suamiku itu. Akhirnya kuputuskan gak ada salahnya juga apa yang dikatakannya. Malahan pikiran liarku menjadi muncul seketika. Kayaknya seru juga kalo aku menyaksikan dua laki-laki jantan ini ngentot dihadapanku. Dan aku juga sekalian dientot. Duhh.. pasti seru banget deh. Kubisikkan pikiran liarku ini pada suamiku. Mas Donny tertawa mendengarnya.
“Hahaha… boleh aja. Tapi si Justinnya mau enggak?” tanyanya sambil mencium bibirku. Buas.
“Ya harus mau. Dia kan udah kita kasih enak,” kataku.
“Apaan sih?” tanya si Justin. Dia penasaran dengan apa yang kubisikkan. Tuh anak rupanya mulai terangsang kemabli juga. soalnya diapun sudah mulai ngerjain aku kayak Mas Donny. Kemudian kubisikkan apa yang kukatakan pada Mas Donny kepada anak muda itu. dia terlihat terkejut. Dan memandangi Mas Donny. Terutama kontol suamiku yang gede itu. aku yakin dia sedang mikir gimana kalo kontol itu masuk ke lobang pantatnya.
“Kenapa Tin? Takut?” tanya suamiku. “Masak katanya jago ngesex takut untuk berfantasi liar,” suamiku memanas-manasi dia.
“Bukan gitu Mas. Siapa lagi yang takut. Mmmmm boleh deh dicoba,” katanya kemudian. Kami bertiga kemudian sama-sama tersenyum. Senyum mesum. Aku jadi gak sabar pengen ngelihat bagaimana bila dua laki-laki seganteng, jantan, dan sekekar mereka maen kuda-kudaan dalam keadaan keringetan. Pasti menggairahkan deh.
Kemudian kamipun bersiap-siap untuk memulai sesi pergumulan cabul selanjutnya. Persenggamaan yang sangat liar. Aku jadi tak sabar. Ini adalah kali pertama aku menyaksikan suamiku bersetubuh dengan laki-laki.
Mas Donny menyuruhku berbaring telentang mengangkang. Kemudian dia memposisikan tubuhnya berlawanan arah denganku. Selangkangannya diletakkannya tepat di depan wajahku. Sementara wajahnya yang ganteng bersarang di selangkanganku. Aku mengerti apa maunya. Dia ingin melakukan sex oral dalam posisi 69 denganku. Mulutnya sudah sibuk mengerjai memekku. Akupun segera beraksi. Kontolnya yang besar langsung kukulum dengan nikmat.
Justin mengikuti suamiku. Iapun mengerjai memekku. Kontolnya didekatkannya pada wajahku. Kini dihadapanku ada dua kontol milik laki-laki yang sama-sama besar dan keras. Kupegang kedua kontol itu dengan tanganku. Kukulum bergantian. Kadang-kadang kucoba mengulumnya sekaligus. Tapi agak susah. Soalnya dua-duanya besar banget sih.
Di selangkanganku kurasakan mulut kedua laki-laki itu berebutan mengerjai memekku yang basah. Beberapa kali lidah mereka bertabarakan. Dan beberapa kali pula kulirik ke bawah dua laki-laki itu saling beradu lidah untuk kemudian berciuman dengan buas. Seperti apa yang pernah kulakukan dengan perempuan lain. Sambil ngemut kontol kami beradu lidah dan berciuman. Aku semakin terangsang melihat kedua laki-laki jantan itu berciuman dan beradu lidah.
Kami dalam posisi ini dalam waktu yang cukup lama. Hingga kemudian kurasakan orgasmeku datang. Aku menggelinjang. Mas Donny dan Justin berebutan menghisap cairan yang keluar dari memekku. “Ohhhh…ohhhh…ohhhh…,” erangku. Aku lemas. Oralku pada kedua kontol itu kuhentikan sesaat. Aku ingin mengembalikan tenagaku dulu. Tanganku masih menggenggam dua kontol yang tegang itu.
“Tin, gantiin Mbak Dewi tuh,” kata suamiku yang masih terus menjilat-jilat memekku.
“Gantiin Mas?” tanya Justin menatap suamiku berganti-ganti dengan menatap kontol suamiku yang kugenggam.
“Iya. Cobain deh. Gimana rasanya ngisep kontol Mas Donny,” kata suamiku lagi.
“Iya Tin. Cobain nih kontol Mas Donny. Enak deh,” kataku. Lho, kok aku malah promosiin kontol suamiku pada anak muda ini sih? Justin memandangiku dan suamiku bergantian.
“Gih sana. Cepetan. Katanya pengen nyoba ngesex yang liar,” kata suamiku.
Justin beringust. Kontolnya kulepaskan dari tanganku. Wajahnya mendekat ke selangkangan suamiku.
“Nih,” kataku, mendekatkan kontol suamiku yang sedang kugenggam ke mulutnya. Mulut anak muda ganteng itu mendekati kepala kontol suamiku. Dan, akhirnya. Kontol suamiku masuk kedalam mulut Justin. Gila. Ekspresi Justin sangat menggairahkan kulihat. Mulutnya mangap membulat mengikuti bentuk batang kontol suamiku. Dia mengisap-isap kontol itu. kontol suamiku yang sebagian batangnya kugenggam. Kontol itu tak bisa masuk semua ke dalam mulut Justin. Karena sangat panjang dan besar. Betapa indah dan menggairahkan kulihat, bibir tipis kemerahan milik Justin, berpadu dengan batang kontol suamiku yang sawo matang.
Suamiku memegang kontol Justin. Mendekatkannya ke memekku. Kemudian dia menyelipkan kepala kontol Justin ke dalam memekku. Mulut suamiku mulai bergerilya kembali. Menjilati memekku sekaligus batang kontol Justin bolak-balik.
“Gimana Tin?” tanyaku.
“Mmmmoooeenakkk Mbakk.. sssruuppssssshhh..,” katanya kepayahan. Gimana gak payah, dia ngomongnya sambil ngulumin kontol suamiku sih.
Aku memandangi wajah Justin dan suamiku bergantian. Birahiku jadi bangkit lagi deh. Kugerak-gerakkan pantatku pelan. Kontol Justin jadi bergerak keluar masuk memekku sedikit-sedikit. Suamiku begitu bersemangat menjilati memekku dan kontol si Justin. Bahkan diapun mulai mengerjai buah peler anak muda itu. Paha Justin dikangkangkannya. Selangkangan Justin pun tak dilewatinya. Dijilatinya.
Sementara Justin mulai menggerakkan kepalanya maju mundur. Kontol suamiku jadinya seperti mengentot mulut si Justin. Dibawah suamiku menyarangkan kepalanya di lobang pantat Justin. Menyodok-nyodok lobang pantat anak muda itu dengan jarinya sambil meludahi dan menjilati dengan liar. Sepertinya penasaranku ingin melihat suamiku menyetubuhi Justin akan kesampaian deh. Habis itu, tentu saja, Justin yang gantian menyetubuhi suamiku. Aku ingin melihatnya juga.
“Ergghhhh… erggghhhh…mmhhpppp… ssrrrruupp..,” Justin kulihat mengerang. Sepertinya karena pengaruh sodokan tiga jari suamiku di celah pantatnya. Beberapa saat kemudian suamiku beringsut. Kontolnya lepas dari mulut Justin. Begitu lepas mulut anak muda itu langsung kusambar. Kulumat dengan buas. Kami berciuman.
Suamiku mendatangai Justin dari belakang. Dia berbaring rapat dibelakang anak muda itu. Aku terus menggenjot pantatku. Menikmati kontol Justin dalam memekku.
Tangan suamiku mengangkat paha gempal Justin yang berotot. Tangannya yang satu lagi mengarahkan kontolnya ke lobang pelepasan anak muda itu. “Wi, aku entotin Justin ya sayang,” katanya tersenyum padaku.
“Iya Mas, Dewi gak sabaran lihatnya,”
“Mas Donny, pelan-pelan ya. Pertama nih,” kata Justin.
Aku mengentikan genjotanku dulu. Agar suamiku tak kesusahan memasukkan kontolnya dalam lobang pantat Justin yang masih perjaka itu.
“Ergghhhhhhh…..,” Justin mengerang dan menggeliat saat suamiku melakukan penetrasi. Suamiku segera mencengkram pantatnya kuat-kuat, agar gerakan Justin tertahan.
“Sssshhhakit Mashhhh..,” kata Justin.
“Tahan Tin. Masak gitu aja gak tahan sshhh aahhhh..,” kata suamiku.
Badanku kuangkat sedikit. Aku ingin melihat lebih jelas, bagaimana saat-saat kontol suamiku mencoblos lobang pantat Justin. Lobang pantat Justin yang ditumbuhi bulu-bulu halus kulihat melebar, mengikuti bentuk batang suamiku. Aku terangsang sekali. Kontol suamiku masuk ke dalam pantat Justin, dan kontol Justin dalam memekku.
Darahku berdesir melihatnya. Aku mengeden. Membuat memekku mengempot. Justin semakin mengerang. Akhirnya kontol besar suamiku amblas semuanya dalam lobang pelepasan Justin. Jembut suamiku yang lebat kulihat menyatu dengan celah pantat anak muda itu. kurasakan kontol Justin mulai lemas. Mungkin karena dia kesakitan. Aku segera mulai menggenjot kontolnya. Aku tak mau kontol besarnya lemas.
Suamikupun mulai menggenjot lembut. Anak muda itu dalam kekuasaan kami berdua kini. Aku dan suamiku menggenjot bergantian. Justin kami apit berdua. Menit-menit berlalu. Aku keenakan. Suamiku juga. Justin antara setengah enak dan setengah sakit nampaknya. Aku kembali merasa akan orgasme. Kupercepat genjotanku. Justin mengerang-erang. Tak lama akupun benar-benar orgasme lagi. Cairan memeku membasahi batang kontol anak muda itu. Aku lemas kembali. Suamiku terus menggenjot. Semakin cepat. Dan menghentak-hentak. Tubuhku ikut terguncang-guncang seperti Justin karena genjotan suamiku. Kemudian aku melepaskan diri dari mereka. Aku pengen istirahat dulu. Sambil menyaksikan mereka berdua.
Begitu memekku lepas dari kontol Justin, suamiku langsung merubah posisinya mengentot Justin. Dia mengangkat tubuh kekar Justin dan memaksanya menungging. Suamiku menggenjotnya dari belakang. Kulihat suamiku begitu bernafsu. Dia menghentakkan pantatnya dengan keras dan cepat mengentot Justin. Aku berbaring memandangi mereka. Gila, benar-benar gila. Aku menyaksikan dua laki-laki jantan sedang mengentot sekarang. Didepan mataku. Dan salah satu adalah suamiku sendiri. Benar-benar nafsuin lihat tubuh mereka yang kekar dan keringatan bergerak-gerak menghentak-hentak. Sayangnya aku masih lemas. Padahal aku pengen gabung lagi.
Jadinya sambil berbaring aku mengelus-elus buah dadaku sendiri. Tiba-tiba aku punya ide. Aku duduk di depan Justin. Kudekatkan selangkanganku dibawah wajah Justin. Kemudian tanganku menarik kepalanya agar menyarang di selangkanganku.
“Jilat memekku Tin,” kataku.
Justin melakukan apa yang kusuruh. Dia menjilat-jilat. Rambutnya yang cepak kuremas-remas. Aku keenakan dan sekaligus bisa melihat suamiku yang mengerang-erang dan mendengus-dengus keenakan mengentot Justin.
“Gimana Masshhh? ohh.. enakhh?” tanyaku pada Mas Donny.
“Ohhh… ohhh… enak banget Wihhh………sshhh… oohhh..ohhhh..,” kata suamiku.
Anak muda ini rupanya juga sudah menikmati di anal suamiku. Kulihat pantatnya sudah bergerak-gerak membalas genjotan suamiku. Kujilati punggung lebar Justin yang bersimbah keringat. Otot-otot Justin dan suamiku terlihat semakin menonjol. Menggairahkan sekali dibasahi keringat seperti itu. Mengkilap oleh pantulan cahaya lampu.
Suamiku rupanya akan orgasme. Genjotan pantatnya semakin cepat dan liar. Akhirnya gerakan pantatnya terhenti seketika. Ia menekan pantatnya keras-keras ke pantat Justin. Tubuhnya kelojotan. Tangannya meremas kuat buah pantat anak muda itu. Tubuh Justin semakin terdorong maju. Multunya menghisap memekku kuat-kuat. Aku menegrang. Orgasmekupun datang kembali.
“Ahhhhhhhhhhhhhhh……………….,” erang suamiku seiring semburan spermanya mengguyur lobang pantat Justin.
“Sssssshhhhhhhh Mas Donyhhhhhhhhh…sshhhhhhh..,” erang Justin. Gerakan kami terhenti untuk beberapa saat. Menikmati orgasme. Sedangkan Justin menikmati semprotan sperma suamiku dalam lobang pantatnya. Kemudian tubuh kami bertiga ambruk. Berbaring berserakan di atas ranjang. Nafas kami tersengal-sengal. Kontol suamiku lepas dari lobang pantat Justin. Belepotan spermanya sendiri. Sementara celah lobang pantat Justin kulihat banjir dengan sperma suamiku.
“Hhoohhh.. hoohhh… hoohhh.. luar biasahh.. hohh.. luar biasah.. hohh..,” kata suamiku dengan nafas tersengal-sengal. Kulihat dia sangat puas. Sementara Justin terbaring telentang melebarkan lengannya. Bulu-bulu halus dan lebat di ketiaknya kulihat basah kuyup. Nafas Justin tersengal-sengal. Matanya terpejam. Anak muda itu benar-benar kelelahan. Kulihat ekspresinya sangat puas. Nampaknya, dia sangat menikmati dientot oleh suamiku. Gila, aku gak nyangka deh.
Kami beristirahat untuk beberapa saat. Masing-masing terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing, seperti aku. Suamiku yang pertama kali berbicara diantara kami. Mungkin lelahnya sudah mulai lenyap.
“Gimana Tin?” tanyanya pada Justin. Dia tersenyum melihat anak muda itu yang masih terbaring diam dengan dada naik turun.
“Mas Donny benar-benar sadis deh,” komentarku padanya. Meskipun dia tak bertanya padaku.
“Sadis gimana?” tanyanya dengan senyum lebar padaku.
“Si Justin sampe kepayahan gitu,” jawabku. Aku mencium bibirnya Mas Donny dengan mesra. Dia membalas dengan tak kalah mesra. Lembut dan lama.
“Gimana sayang? Udah puas ngelihat Mas Donny ngentotin si Justin?” bisiknya diantara lumatannya di bibirku.
“Puas Mashh… menggairahkan banget deh..,” jawabku.
“Tin, gimana dong? Kok gak ada komentar?” suamiku kembali bertanya pada Justin setelah bibirnya lepas dari bibirku.
“Wihh.. Gak tau bilangnya Mas. Sakit tapi enak Mas, hehe,” jawabnya nyengir malu.
“Gak nyesel kan nyobain yang baru?” tanya Mas Donny lagi.
“Gak tau deh. Nyesel apa ketagihan,” jawabnya lagi.
“Dasar nakal,” kataku. Kucubit perutnya yang berotot. Dia tertawa=tawa lucu.
“Kita lanjutin sesi berikutnya?” tantang Mas Donny.
“Udah bisa lagi?” tanyaku kayak iklan.
“Hehehe. Pasti dong. Kamu gimana Justin? Siap?”
“Mmmmmm boleh. Siapa takut?” katanya. “Sekarang giliran Mas Donny yang Justin entot,” katanya bersemangat.
“Beres. Dewi mau sekalian Mas entot?” tanyanya padaku.
“Boleh. Sini deh Mas, naikin Dewi,” jawabku sambil mengambil posisi tidur mengangkang. Mas Donny beringsut. Tubuhnya yang atletis diposisikannya diatas tubuhku. Dibawah pinggangku Mas Donny selipkan tiga buah bantal. Selangkanganku jadi terangkat ke atas. Kedua kakiku ditekuknya ke atas. Ditahan dengan tangannya.
Karena adanya sumpalan bantal dibawah pinggangku, maka buah pantat Mas Donny sedikit menungging ke atas jadinya. Kedua pahanya yang gempal dan berotot dilebarkannya ke samping kiri dan kanan. Akibatnya celah pantatnya pun membuka. Siap untuk disantap oleh si Justin.
Si Justin kulihat segera bersimpuh di belakang Mas Donny. Selangkangannya didekatkannya ke buah pantat Mas Donny itu. kepala kontolnya mengarah lurus ke celah lobang pantat suamiku.
“Tin, jangan tembak langsung gitu dong. Rangsang dulu lobang pantat Mas Donny. Jilat-jilat dulu dan maenin dengan jari. Entar kalo Justin langsung nyodok dengan kontol kayak gitu, Mas Donny bisa kesakitan dong,” kata suamiku. Dia berbicara sambil menolehkan kepalanya ke belakang ke arah Justin.
“Hehehe, sorry Mas. Abis Justin gak sabaran sih,” jawab Justin nyengir. Dasar nih anak. Dia udah gak peduli mau suamiku kesakitan atau enggak. Yang penting dia enak.
Setelah mendengar kata-kata suamiku, Justin menundukkan kepalanya ke buah pantat Mas Donny. Tanpa ragu-tagu dan risih. Mulutnya segera bergerilya, menjelajahi segala lekuk buah pantat suamiku yang bulat montok itu. aku jadi terangsang melihat wajah ganteng si Justin yang bergerak-gerak di belahan pantat suamiku itu. Bener-bener nafsuin deh ngelihatnya.
Sementara suamiku sudah menancapkan kontolnya di memekku. Ia menggerakkan pantatnya dengan perlahan. Penuh penghayatan. Bibirnya menjelajahi leher dan buah dadaku. Darahku berdesir karena rangsangan mulutnya itu.
Aku dan suamiku merintih-rintih pelan, terbuai nikmatnya gesekan batang kontol Mas Donny dalam memekku. Gerakan pantatnya yang lembut membuat gesekan batang kontolnya yang gemuk panjang dan berurat itu menjadi sangat terasa.
“Orghhhh…. orghhhhh… orghhhh… orghhhhhh…orghhhh…,” erang kami berdua bersahutan.
Dibawah sana Justin sibuk sendiri mengerjai bokong suamiku. Lidahnya menjilat-jilat di garis buah pantat dan juga lobang kecil mungil keriput, lobang pantat Mas Donny. Ditilik dari erangan suamiku, sepertinya dia keenakan sekali. Enak karena menggenjot memekku ditambah enak karena jilatan lidah Justin di sekitar buah pantatnya itu.
Sekali-sekali suamiku menghentikan lumatan bibirnya di buah dadaku. Ia menoleh ke belakang. Melihat pekerjaan Justin. “Yahhh.. yahh gituh Tinn.. ohhhh… lebih dalem nyodoknya…sshhhh..,” kata suamiku. Rupanya si Justin udah nyodok-nyodok lobang pantat suamiku dengan jarinya. Suamiku jadi keenakan. Aku juga keenakan. Karena pada saat jari Justin menyodok lobang pantat Mas Donny, kurasakan sodokan kontol suamiku di memekku jadi semakin dalam. Aku merintih keenakan. Rambutnya yang basah kuyup kuciumi menahan rasa nikmat yang luar biasa itu.
Setelah lima sampai tujuh menit, Justin menghentikan rangsangannya di lobang pantat suamiku. Rupanya ia merasa sudah cukup. Kemudian ia bersimpuh di belakang suamiku. Bersiap-siap untuk menyetubuhi Mas Donny dari belakang. Tangannya menggenggam kontolnya. Mengarahkannya ke lobang pantat suamiku. Mas Donny menghentikan genjotan kontolnya di memekku, agar Justi mudah melakukan penetrasi padanya. kepalanya menoleh ke belakang melihat apa yang dilakukan Justin. Akupun juga melihat ke arah anak muda itu.
Justin agak kerepotan rupanya. Kontolnya agak susah menembus lobang pantat suamiku yang sempit.
“Ihhh… susah ya Masshhh… sempit banget nih,” katanya.
“Pelan-pelan Tin. Jangan buru-buru,” sahut Mas Donny.
Pelan-pelan kontol itu menyusup ke dalam lobang pantat Mas Donny.
“Ohhhhhh….ohhhhhhh…,” Mas Donny merintih. Matanya terpejam. Bibir bawahnya digigitnya dengan gigi atasnya.
“Massshhhhh…. sempit bangethhh… sshhhh… ahh……eak Mashhh…,” kata Justin sambil terus menekan batang kontolnya ke dalam.
“Ahhhhhhh……………,” rintih Mas Donny. Sepertinya dia kesakitan. Tapi dia tak menolak penetrasi Justin. Aku kasihan melihat ekspresi suamiku itu. kuciumi dadanya yang bidang. Merangsangnya. Agar rasa sakitnya berkurang sedikit.
Aku melakukan rangsangan untuk mengurangi rasa sakit suamiku adalah buah dari pengalamanku dulu. Pengalaman waktu keperawananku direnggut pertama kali oleh Alfian teman sekolahku waktu kelas tiga SMP. Ketika itu aku memang sangat kesakitan waktu Alfian memasukkan kontolnya ke dalam memekku. Tapi dengan rangsangan yang dilakukan si Alfian itu, pada buah dadaku, rasa sakitnya berkurang sedikit. Makanya sekarang kulakukan hal yang sama pada Mas Donny.
“Massshhh.. ohh… Mashhh… masuk semua nih. Udah masuk semua. Gila Masshh.. Kontolku kayak dicengkeram kuat gitu.. sshhh…,” kata Justin kegirangan. Kontolnya sudah berhasil masuk semua ke dalam lobang pantat suamiku. Suamiku tersenyum pada anak muda itu. “Sekarang Justin genjot ya Mas?” tanyanya. Pertanyaan yang tak menunggu jawaban apa-apa dari suamiku. Karena setelah pertanyaannya usai, dia langsung menggerakkan pantatnya perlahan.
Gerakan pantat Justin membuat kontol Mas Donny jadi bergerak-gerak keluar masuk memekku. Persetubuhan bertigapun kami mulai. Mas Donny kembali menyelomoti buah dadaku. Terkonsentrasi pada puting susuku yang keras. Kami mengerang-erang dan merintih-rintih bertiga. Menikmati sensasi ngentot yang kami rasakan.
Sembari menggenjot pantatnya, Justin sering kali berceloteh. Mengomentari nikmatnya lobang pantat suamiku. “Tau enaknya beginihhh sshhhhh.. Jutsin cobain dari dulu Masshhhh….ohhhh… ohhhh…,” katanya.
Setelah beberapa saat, genjotan Justin jadi berubah cepat. Suara ketepak-ketepok terdengar nyaring menambah gairah persetubuhan kami. Ditambah lagi suara kecipak dari genjotan kontol Mas Donny di memekku yang basah.
“Ooooohhhhh… ohhhh….ohhhhh….ohhhhh….ohh..,”
“Akhhh… akhhhh… akhhhh… akhhhh… akhh..,”
“Hohh… hohhh…hohhh….hohhh….hoh…hohhhh…,”
Mas Donny mengajak bertukar posisi setelah beberapa menit berlalu. Justin sekarang duduk di atas ranjang. Diatasnya Mas Donny menduduki kontolnya. Diatasnya aku yang menduduki kontol Mas Donny. Pantatku dan Mas Donny bergerak berbalasan. Sama kuat dan menghentaknya. Kontol Mas Donny menembus dalam ke memekku. Dan aku yakin kontol Justin juga menembus dalam ke lobang pantat suamiku itu.
“Akhhh… akhhhh… akhhhh… akhhhh… akhh..,”
“Ooooohhhhh… ohhhh….ohhhhh….ohhhhh….ohh..,”
“Hohh… hohhh…hohhh….hohhh….hoh…hohhhh…,”
Kami sama-sama mengerang-erang dan merintih-rintih dengan suara yang keras. Tak peduli apakah suara kami terdengar dari luar kamar ini. Saat itu kami tak mau berpikir. Kami hanya ingin merasakan betapa nikmatnya persetubuhan ini.
Mas Donny mengajak bertukar posisi lagi. Ia mengajak aku dan Justin turun dari atas ranjang. Kemudian ia mendorong tubuhku ke dinding. Punggungku yang bersimbah keringat kurasakan menempel di dinding. Mas Donny menempel tubuhku erat. Kami berdiri berhadapan. Kontol Mas Donny ditancapkannya ke memeku. Dibelakangnya Justin menempel tubuh Mas Donny. Kontolnya menancap dalam lobang pantat suamiku itu. kami kembali menggenjotkan pantat. Ohhhhh. Rasanya begitu nikmat. Mas Donny asik mengentotku sambil menyerbu leher dan buah dadaku dengan mulut dan lidahnya. Tanganku kuletakkan di pantat Justin. Kuremas-remas pantatnya itu. Aku bisa merasakan betapa keras dan cepatnya pantat anak muda itu bergerak. Mengentoti suamiku tersayang yang jantan dan ganteng itu.
Setelah beberapa saat dalam posisi ini, aku tak bisa menahan orgasmeku. Pahaku kukepitkan erat-erat ke paha suamiku yang gempal dan berotot. Tanganku menekan pantat Justin kuat-kuat. Membuat gerakan anak muda itu terhenti. Kontol suamiku menancap dalam-dalam di memekku. Tak lama memekku menyemburkan cairan lagi. Mengguyur batang kontol suamiku. Aku mengerang keras. Kakiku terasa lemas. Tubuhku rasanya mau roboh. Untung tubuh Mas Donny mengepit kuat tubuhku ke dinding. Jadinya aku tetap berdiri meskipun sangat lemas.
“Mashhh…ohhhhh…Mashhh….Dewi sampai Massshhh…ohhhhhh..,” kataku pelan.
“Masih sanggup berdiri sayang?” tanya suamiku dengan nafas tersengal-sengal.
“Gak sanggup Mashhh.. badan Dewi capekk..,” kataku lirih.
“Mau istirahat dulu Mbak?” tanya Justin padaku. Aku mengangguk lemas pada anak muda itu. Kulihat wajahnya yang ganteng dibelakang wajah suamiku, memerah dan bersimbah keringat. Pun suamiku juga. mereka berdua terlihat sangat menggairahkan sekali.
“Kalau gitu, sayang rebahan dulu deh di ranjang. Nanti ikutan lagi,” kata Mas Donny sambil mencium bibirku mesra.
“Iya Masshhh..,” jawabku. Aku melepaskan diri dari jepitan tubuh kekar suamiku di dinding. Kemudian melangkah lemas ke atas ranjang. Aku berbaring telentang. Rebahan, sambil memandangi tubuh suamiku dan Justin yang masih menempel erat, dengan kontol Justin masih terbenam dalam lobang pantat Mas Donny.
“Kami lanjutin berdua ya sayang,” kata Mas Donny tersenyum padaku.
“Iya Mas… lanjut aja,” jawabku.
Justin kembali menggerakkan pantatnya. Suamiku menempelkan telapak tangannya di dinding. Pantatnya sedikit menungging ke belakang. Dari tempatku berdiri aku melihat kontol suamiku yang besar dan tegak itu bergoyang-goyang seiring hentakan pantat Justin menganal suamiku. Keduanya amsih sama-sama kuat. Belum ada tanda-tanda akan orgasme. Sambil menggenjot, Justin menciumi punggung suamiku dengan buas.
Mereka berdua berganti posisi lagi. Tau kan gimana anjing ngentot? Nah mereka berdua ngentot dalam posisi seperti itu sekarang. suamiku menungging dilantai bertumpu dengan kedua tangan dan kedua kakinya yang menekuk. Justin diatasnya. Menganal dengan perkasa. Selama dientot itu kontol suamiku tetap keras. Dan bergoyang-goyang dengan bebas.
Tak pernah kusangka selama ini, bahwa melihat dua laki-laki jantan mengentot begitu menggairahkan. Setelah beberapa saat birahiku bangkit lagi. Aku mendekati mereka. Kemudian kubaringkan tubuhku telentang dibawah tubuh suamiku. Mulutku langsung menjilat-jilat kontol dan buah pelernya yang bergoyang-goyang. Dari bawah sini aku bisa melihat kontol Justin yang besar dan keras itu keluar masuk lobang pantatku dengan cepat.
Suamiku tak menyia-nyiakan memekku yang tepat berada dibawah wajahnya. Ia segera menunduk. Memekku dioralnya dengan penuh nafsu. Itilku diisep-isepnya dengan kuat.
Akhirnya kedua laki-laki perkasa itu orgasme juga. Sperma Mas Donny tumpah ruang dari lobang kencingnya. Menyembur deras jatuh ke perut dan buah dadaku. Juga ke perutnya yang berotot. Sementara sperma Justin menyemprot dalam lobang pantat suamiku. Aku sendiri juga kembali orgasme. Mas Donny menelan seluruh cairan yang keluar dari memekku.
Setelah orgame itu tuntas. Mas Donny dan Justin ambruk ke lantai. Tubuh mereka berbaring telentang di dekatku. Kami sama-sama kelelahan.
Persenggamaan malam itu kami cukupkan sampai disitu. Hari sudah menunjukkan pukul satu pagi waktu itu. Kemudian kami bertiga naik ke atas ranjang tertidur lelap saling berpelukan. Aku diapit oleh dua laki-laki perkasa disamping kiri dan kananku.
Paginya kami mengulangi lagi persetubuhan bertiga. Aku dapat kesempatan merasakan double penetration dari mereka berdua. Lobang pantatku dientot Justin dari bawah. Sedangkan memekku dientot Mas Donny dari atas. Dua kali kami melakukannya. Kali yang kedua, giliran Justin yang mengentot memekku dan Mas Donny dapat jatah lobang pantatku. Sperma Mas Donny dan Justin bercampur di dalam memekku.
Nah, itulah cerita saat pertama kali aku melakukan sex yang liar dengan suamiku dan laki-laki lain. Tentu saja setelah itu ada kelanjutannya. Bertiga dengan Justin kami sering melakukannya. Suamiku juga mengajakku untuk ngentot seperti itu dengan teman sekantornya yang orang bule itu. pesertanya lebih banyak. Perempuannya bukan cuman aku sendiri saja. Tapi juga ada yang lain.
Selain itu, kami juga mulai mengajak anak kos yang lain. Soalnya meski tak secakep Justin. Tampang mereka lumayan juga dan bodynya itu benar-benar membuatku terangsang. Dan ternyata, mereka semua punya ukuran kontol yang diata sukuran rata-rata. Jelas aja aku jadi keenakan.
Seperti Justin, awalnya mereka juga merasa aneh dengan sex seperti yang kami lakukan. Tapi setelah merasakannya sekali, mereka langsung ketagihan. Pernah kami melakukannya berenam sekaligus. Enak banget tau. Dua kontol ada yang masuk memekku sekaligus. Sementara lobang pantatku dientot oleh satu kontol. Dua kontol yang lain tentu saja menghajar lobang pantat yang menganggur. Mubazir kan kalo gak dinikmati? Hihihi.
Akhirnya aku hamil juga. Entah sperma siapa yang berhasil membuahi indung telurku ini. Aku dan suamiku tak terlalu mempermasalahkannya. Soalnya mau ditebak-tebak juga sulit. Wong, memekku pernah ditembak dua kontol yang sedang orgasme sekaligus kok. Semua sperma milik suamiku dan empat anak kos ku itu sudah bercampur secara merata pada satu saat yang bersamaan. Kan repot menebaknya. Paling mungkin untuk mengetahuinya harus dilakukan tes DNA. Tapi untuk apa? Gak penting-penting amat. Yang penting aku hamil. Itu aja.
Oang tuaku dan mertuaku jadi senang. Mereka memang sudah terlalu lama menantikan seorang cucu dariku dan suamiku.
Saat masa kehamilanku masih memungkinkan untuk aku melakukan persetubuhan, aku tetap ikutan dengan persenggamaan liar yang dilakukan. Tapi setelah aku tak memungkinkan lagi untuk dilakukan penetrasi pada memekku, paling aku cuman nontonin aja lima laki-laki itu bergumul di depanku. Aku gak mungkin melarangnya kan? Kesian dong Mas Donny. Dia kan gak bisa hidup kalo gak ngentot dalam seminggu. Daripada dia ngentot dengan perek atau ngentotin perempuan lain, aku lebih suka membiarkan dia memuaskan birahinya dengan anak-anak muda yang kos di rumahku ini. Nonton mereka ngentot aku kan bisa sekalian mainin memekku sendiri. Atau memekku dijilat-jilat salah seorang atau dua orang atau mereka semua. Lumayan kan, aku bisa orgasme juga.
Begitu juga waktu aku melahirkan bayi laki-lakiku ini. Mas Donny udah mempersiapkan nama yang bagus untuknya lho. Mahaputra Perkasa. Kata Mas Donny kenapa dinamai seperti itu, karena anak kami itu lahir dari hasil pekerjaan para laki-laki perkasa. Hehehe. Ada-ada aja Mas Donny. Tapi aku senang dengan nama itu. Bagus. Waktu semua anak kosku menjengukku ke rumah sakit, Mas Donny ngajakin mereka ngentot di ruanganku itu. Kebetulan aku dapat ruangan VIP karena fasilitas kantor suamiku. Tentu saja kami bebas mau ngapain disini, tanpa diketahui orang lain.
Maka aku disuguhkan pertunjukan mesum oleh lima laki-laki jantan itu. “Cayang, liat tuh. Papa lagi ngentot sama om-om itu. Jangan dicontoh ya cayang. Gak baik,” kataku melucu pada anakku yang belum mengerti apa-apa itu.
“Sssshhhh…ssshhhhh… iyah cayanggkkkhh.. sshhhh…. jangan ditiruh ya sshhhh…ohhhhh…. gak bolehh ssshhhh…,” eh, Mas Donny menyahut pula. Saat itu dia sedang keenakan dientot sambil berdiri oleh Rinaldy disampingku. Jadi aku bisa sekalian jilat-jilat kontol suamiku yang bergoyang-goyang di dekat wajahku kalo pengen. Berganti-gantian dengan Samuel yang jongkok di samping Mas Donny.
“Iya nihh.. hhhhh… ghhhhh… papanya Putra ada-ada ajahh. Sshhhh… masak om boleh entotin boolnya sihh…ohhh ssshhh..,” kata Rinaldy menyambung. Justin yang sedang serius memuluti kontol Tio yang sedang duduk ngangkang di kursi mulai terkikik. Jadilah kamarku riuh dengan suara erangan, rintihan, desahan, dan suara-suara mengentot lainnya sekaligus ketawa kami berenam. Ada-ada aja deh.
Tamat ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,